Tips Supaya cepat hamil bagi pasangan yang baru menikah, memiliki anak atau hamil seringkali dianggap sebagai hal yang akan otomatis terjadi, sehingga ketika tak kunjung dikaruniai momongan bahkan setelah lebih dari beberapa tahun berumah tangga, mereka menjadi tertekan. Pada kenyataannya ada berbagai aspek yang dapat mempengaruhi proses kehamilan, mulai dari kondisi fisik dan mental bawaan sang calon ibu, kondisi sang calon ayah, hingga faktor lingkungan eksternal. Sebelum membahas bagaimana cara cepat hamil, mari pahami terlebih dahulu bagaimana proses kehamilan terjadi.
Bagaimana Kehamilan Terjadi?
Kehamilan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode di mana janin berkembang di dalam rahim atau rahim calon ibu. Peristiwa yang menyebabkan kehamilan dimulai dengan pembuahan, di mana sperma dari calon ayah menembus sel telur sang ibu. Sel telur yang telah dibuahi (disebut zigot) kemudian berjalan melalui tuba falopi sang calon ibu, ke rahim, di mana ia menanamkan dirinya di dinding rahim. Zigot terdiri dari sekelompok sel yang kemudian membentuk janin dan plasenta. Dari proses ini kita bisa tahu bahwa baik calon ibu maupun calon ayah memegang peranan penting dalam proses kehamilan.
Apa itu ovulasi, dan apa bedanya dengan masa subur?
Bagaimana agar proses pembuahan berjalan lancar sehingga calon ibu sukses hamil? Banyak pasangan baru menikah yang ingin menjadi orang tua namun belum mengerti sepenuhnya tentang ovulasi, perhitungan masa subur, hingga proses pembuahan itu sendiri.
Ovulasi adalah bagian dari siklus menstruasi. Ini terjadi ketika sel telur dilepaskan dari ovarium. Ketika proses sel telur ini dilepaskan, jika dibuahi oleh sperma, sel telur dapat melakukan perjalanan ke rahim dan ditanamkan untuk berkembang menjadi kehamilan. Jika tidak dibuahi, telur akan hancur dan lapisan rahim lepas selama menstruasi.
Secara teknis, proses ovulasi dimulai dengan pelepasan hormon perangsang folikel (FSH) dari tubuh Bunda, biasanya antara hari ke 6 dan 14 dari siklus menstruasi. Hormon ini membantu sel telur di dalam ovarium menjadi matang sebagai persiapan untuk melepaskan sel telur nanti. Setelah telur matang, tubuh Bunda melepaskan lonjakan hormon luteinizing (LH), yang memicu pelepasan sel telur. Ovulasi dapat terjadi dalam 28 hingga 36 jam setelah lonjakan LH.
Kehamilan secara teknis hanya mungkin jika hubungan seksual dilakukan selama lima hari sebelum ovulasi atau pada hari ovulasi, dan periode inilah yang disebut masa subur. Alasan mengapa masa subur hanya selama lima hari tersebut adalah karena sperma dapat hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama lima hari setelah melakukan hubungan seksual dalam kondisi yang tepat. Peluang Bunda untuk hamil paling tinggi ketika sperma hidup ada di saluran tuba selama ovulasi. Pada 12-24 jam setelah ovulasi, Bunda tidak lagi bisa hamil selama siklus menstruasi tersebut karena sel telur tidak lagi berada di tuba falopi.
Supaya Cepat Hamil: Menghitung Masa Subur
Ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi Bunda dimulai. Jika rata-rata siklus menstruasi Bunda adalah 28 hari, maka Bunda akan berovulasi pada sekitar hari ke-14, dan masa subur Bunda akan dimulai dari hari ke-10 hingga ke-14.
Jika rata-rata siklus menstruasi Bunda adalah 35 hari, ovulasi terjadi sekitar hari ke-21 dan hari-hari paling subur Bunda dimulai pada hari ke-17 hingga hari ke-21. Sementara itu, jika siklus Bunda lebih pendek, katakanlah 21 hari, maka ovulasi terjadi sekitar hari ke 7 dan hari paling subur Bunda adalah hari ke-3 hingga ke-7.
Selain perhitungan masa subur seperti di atas, Bunda juga bisa mengetahui masa subur dengan patokan gejala ovulasi, seperti:
- Perubahan sekresi (cairan) vagina
Tepat sebelum ovulasi, umumnya terjadi peningkatan sekresi (cairan) vagina yang bening, basah, dan lebih cair. Tepat setelah ovulasi, lendir serviks berkurang dan menjadi lebih kental, dan keruh. - Perubahan suhu tubuh basal
Suhu tubuh Bunda saat istirahat (suhu tubuh basal) sedikit meningkat selama ovulasi. Dengan menggunakan termometer yang dirancang khusus untuk mengukur suhu basal tubuh, ukur suhu Bunda setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur. Catat hasilnya dan cari pola yang akan muncul. Kondisi paling subur Bunda adalah selama dua hingga tiga hari sebelum suhu tubuh naik. - Menggunakan alat tes ovulasi yang dijual bebas
Alat ini mengecek urin Bunda untuk melihat lonjakan hormon yang terjadi sebelum ovulasi, yang membantu Bunda mengidentifikasi kapan kemungkinan besar Bunda akan berovulasi.
Cara Cepat Hamil: Memaksimalkan Masa Subur
Setelah mengetahui tentang ovulasi dan perhitungan masa subur, adakah tips yang bisa Bunda lakukan agar cepat hamil? Alih-alih menyebutnya cara cepat hamil, ada beberapa anjuran untuk memaksimalkan masa subur agar peluang hamil Bunda pun semakin besar, seperti:
- Melakukan hubungan seksual secara teratur. Angka kehamilan tertinggi terjadi pada pasangan yang berhubungan intim setiap hari atau dua hari sekali.
- Melakukan hubungan intim menjelang masa ovulasi.
Jika berhubungan intim setiap hari tidak memungkinkan –atau tidak menyenangkan– lakukan setiap dua hingga tiga hari setiap minggu dimulai segera setelah menstruasi selesai. Ini dapat membantu memastikan bahwa Bunda berhubungan intim pada saat paling subur. - Pertahankan berat badan normal.
Alasannya, kelebihan ataupun kekurangan berat badan berisiko mengalami gangguan ovulasi. - Konsultasi dengan dokter fertilitas.
Jika Bunda mengalami kesulitan untuk hamil, lakukan konsultasi ke klinik fertilitas terpercaya agar mereka bisa mengecek kesehatan Bunda secara keseluruhan, dan membantu mengidentifikasi perubahan gaya hidup apa yang dapat meningkatkan peluang Bunda untuk memiliki kehamilan yang sehat.
Selain anjuran yang sebaiknya diikuti, ada juga hal-hal yang sebaiknya dihindari agar kesempatan hamil lebih besar, seperti:
- Hindari merokok. Tembakau memiliki banyak efek negatif pada kesuburan, belum lagi kesehatan Bunda secara umum dan kesehatan janin.
- Hindari alkohol. Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kesuburan.
- Batasi kafein. Banyak ibu yang merasa terbebani dengan larangan meminum kopi, atau asupan kafein dalam bentuk lain sebelum atau selama kehamilan, padahal sebenarnya yang dianjurkan adalah membatasi jumlah asupannya. Penelitian menunjukkan bahwa kesuburan tidak dipengaruhi oleh konsumsi kafein kurang dari 200 miligram sehari. Jumlah ini setara dengan sekitar satu hingga dua cangkir berisi 6 hingga 8 ons kopi per hari.
- Jangan melakukan olahraga berat secara berlebihan. Olahraga berat dan intens lebih dari lima jam seminggu seringkali dikaitkan dengan penurunan ovulasi.
Konsultasikan juga dengan dokter tentang obat apa pun yang Bunda konsumsi selama ini. Obat-obatan tertentu –bahkan yang dijual bebas tanpa resep– dapat mempengaruhi kondisi tubuh untuk hamil.
Baca Juga : Kenali Tanda – Tanda Hamil Muda dan Cara Menanganinya!
Apa yang harus dilakukan setelah kehamilan?
Setelah sukses hamil, Bunda diharapkan untuk menjaga kesehatan Bunda dan si jabang bayi hingga waktu persalinan nanti, dengan melakukan hal-hal sederhana seperti makan dengan benar (hindari lemak dan gula), lengkapi kebutuhan asupan vitamin, tetap terhidrasi, tetap bergerak (olahraga ringan), istirahat yang cukup, dan kurangi stress.
Mempersiapkan kebutuhan untuk si buah hati saat ia lahir nanti bisa jadi salah satu cara melepas stress, lho. Tak perlu yang berat-berat, mulai dari perlengkapan tidur, pakaian, popok, botol susu, breastpump, atau perlengkapan mandi.
Pastikan memperhatikan kebutuhan bayi saat membeli perlengkapan bayi ini. Untuk peralatan mandi, misalnya, kulit bayi baru lahir lebih tipis dan sensitif dibandingkan kulit orang dewasa sehingga memerlukan perawatan dengan kelembutan ekstra. Untuk kebutuhan kulit bayi baru lahir yang sensitif ini, Bunda bisa menggunakan rangkaian produk Cussons Baby Newborn yang cocok untuk kulit bayi baru lahir karena telah teruji secara hypoallergenic dengan pH seimbang dan 0% perwarna & 0% alkohol
Satu hal yang pasti, ketika merencanakan kehamilan, alih-alih terlalu fokus dengan mencari cara cepat hamil, pastikan kondisi fisik dan mental Bunda dan si calon ayah benar-benar dalam kondisi baik. Begitupun dengan kondisi keuangan, lingkungan di sekitar Bunda, dan terutama hubungan antara kedua calon orang tua, diharapkan dalam keadaan kondusif sehingga ketika dipercayakan dengan kehamilan hingga lahir nantinya, si Kecil akan dapat tumbuh secara sehat dan optimal.