Ayah, Ini Cara Mempererat Bonding dengan Buah Hati dan Manfaatnya - Cussons Baby Indonesia

Ayah, Ini Cara Mempererat Bonding dengan Buah Hati dan Manfaatnya

Tak kalah dengan Bunda, kedekatan Ayah dengan Si Kecil juga penting untuk menunjang proses tumbuh kembangnya. Sayangnya, kesibukan atau anggapan perbedaan peran dalam keluarga sering kali membuat para ayah kurang melakukan bonding dengan anaknya. Untuk Itu Simak Yah cara mempererat bonding berikut bini

Apa Itu Bonding?

Keterlibatan Ayah dalam mengurus dan mendampingi tumbuh kembang Si Kecil di 1 tahun awal kehidupannya memiliki sejumlah manfaat. Gaya parenting yang sering disebut co-parenting ini mulai banyak dipraktikkan, sehingga membesarkan anak tidak hanya menjadi tugas ibu.

cara mempererat bonding

Bonding atau ikatan erat antara ayah dan Bayi sangat penting untuk proses tumbuh kembang yang optimal. Bonding yang erat dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada si Kecil.

Kedekatan Ayah dan Si Kecil membawa banyak manfaat, baik untuk saat ini maupun untuk masa depannya kelak. Dengan keterlibatan Ayah, perkembangan sosial, emosional, juga kognitif Si Kecil akan berkembang lebih optimal. Hal ini menjadikan peran Ayah sama pentingnya dengan peran Bunda.

Baca Juga : Jelang Tahun 2022, Intip Gaya Rambut Anak yang Bisa Bikin Bonding Bunda dan si Kecil Makin Erat

Manfaat Bonding untuk Tumbuh Kembang Si Kecil

Perkembangan otak bayi terjadi pada 2 tahun awal kehidupannya. Salah satu faktor yang mendukung perkembangan otak bayi adalah bonding atau keterikatan emosional antara bayi dengan orang tua.

Bagi anak, bonding dapat memicu pelepasan hormon dan zat kimia yang  mendorong otaknya lebih cepat berkembang. Bonding juga turut mengembangkan koneksi antara sel-sel otak yang penting untuk proses belajar, perkembangan emosi, serta keterampilannya.

Tidak hanya bonding dengan ibu, anak yang dekat dengan ayahnya juga dapat menguasai keterampilan yang diperlukan untuk bertahan hidup lebih cepat daripada anak yang kurang dekat dengan sosok ayah, serta memiliki pengendalian emosi yang lebih baik.

Bukan hanya itu, bonding dengan sentuhan tertentu, seperti membelai dan memeluk, serta perhatian dalam bentuk kontak mata, ekpresi wajah, dan komunikasi

verbal (bersenandung, mengajak bicara, atau bernyanyi), telah terbukti merangsang pelepasan oksitosin pada orang tua maupun bayi.

Dengan pelepasan hormon oksitosin yang berperan dalam menurunkan kadar stres dan mengurangi kecemasan, tidak heran jika Ayah dan Bunda merasa lebih bahagia ketika bersentuhan dengan Si Kecil. Begitu juga dengan Si Kecil, dia akan merasa lebih tenang, aman, dan nyaman.

Intinya, peran Ayah maupun Bunda dalam membesarkan Si Kecil sama besarnya. Dengan menerapkan co-parenting, Ayah memiliki kesempatan yang sama besarnya dengan Bunda untuk menjalin bonding dengan Si Kecil.

Baca Juga : Dukung Perkembangan Bayi 3 Bulan dengan Melakukan Bonding

Cara Mempererat Bonding dengan Si Kecil

Memeluk si Kecil adalah salah satu cara membangun bonding yang erat. Saat memeluk, kulit ayah dan bayi bersentuhan yang membuat si Kecil nyaman dan merasa aman.

Dibandingkan dengan Bunda yang telah bersama Si Kecil sejak masih dalam kandungan, Ayah mungkin membutuhkan waktu lebih untuk membangun bonding dengan Si Kecil.

Selain itu, adanya anggapan bahwa membesarkan anak adalah tugas ibu membuat Ayah tidak mempelajari keterampilan dalam merawat bayi, sehingga cenderung canggung saat diserahi tugas menjaga anak.

Nah, beberapa kegiatan berikut bisa Ayah praktikkan cara mempererat bonding agar lebih dekat dengan Si Kecil:

1. Merawat di hari-hari pertama kelahiran

Ayah bisa memanfaatkan waktu cuti kelahiran untuk lebih banyak berperan dalam menggendong, mengganti popok, memandikan, menenangkan bayi saat menangis. Waktu ini juga bisa menjadi momen bagi Bunda untuk beristirahat dan menjalani pemulihan setelah melahirkan.

2. Memperbanyak skin to skin

Seperti telah diuraikan di atas, sentuhan fisik memiliki efek yang luar biasa. Untuk melakukan skin to skin, Ayah bisa melakukan gendong kanguru, tummy time di dada Ayah, atau memijatnya.

Jika hendak memijat, pastikan Ayah mempelajari dulu cara memijat bayi yang benar dengan mengikuti panduan dari bidan, dokter, atau mengikuti kelas memijat bayi.

3. Mengganti popok

Jangan kaget jika bayi baru lahir bisa diganti popok sebanyak 6–10 kali dalam sehari. Mengganti popok mungkin menjadi jadi momen yang paling dihindari para pria. Namun, momen ini bisa menjadi perekat antara Ayah dan Si Kecil, lho.

Saat menggantikan popok, Ayah bisa melakukan kontak mata, tertawa, menirukan suara Si Kecil, atau mengajak Si Kecil berbicara untuk merangsang indra penglihatan maupun pendengarannya.

4. Membacakan dongeng

Meskipun Si Kecil belum memahami isi cerita, ia akan merasa senang mendengar suara Ayah yang terasa akrab dan menenangkan. Tidak hanya itu, membacakan

dongeng merupakan landasan bagi kemampuan berbahasa anak, serta membentuk keterampilan sosial dan emosionalnya.

5. Memandikan

Mandi merupakan momen yang berharga untuk memperkuat bonding serta menstimulasi Si Kecil. Agar mandi semakin menyenangkan, gunakan sabun beraroma lembut yang difomulasikan khusus untuk bayi.

Aroma berperan sebagai stimulasi indra penciuman, sementara otak manusia menciptakan hubungan yang kuat antara aroma dan pengalaman hidup. Hasilnya, Si Kecil akan mengingat momen mandi bersama Ayah sebagai pengalaman yang menyenangkan.

Tips Menerapkan Co-Parenting

Agar co-parenting berjalan dengan baik, komunikasikan pembagian tugas dalam keluarga. Misalnya, ayah bertugas untuk memandikan sebelum pergi ke kantor, mengganti popok sebelum tidur, dan memastikan Si Kecil nyaman selama sesi menyusui. Ayah juga diharapkan selalu sigap ketika dimintai tolong oleh Bunda.

Selain itu, Ayah dan Bunda juga sebaiknya sepemahaman dalam metode pengasuhan, baik itu dari segi kedisiplinan, pendidikan, maupun spiritual. Contohnya, jika Bunda bertekad tidak memberikan screen time sebelum anak berusia 2 tahun, Ayah pun perlu menerapkan hal yang sama.

Kerja sama yang baik akan memudahkan Ayah dan Bunda dalam menikmati peran menjadi orang tua. Selain itu, keterlibatan Ayah yang sama besarnya dengan Bunda merupakan investasi berharga bagi masa depan Si Kecil.

 

Referensi:

Amodia-Bidakowska, A., Laverty, C., & Ramchandani, P. G. (2020). Father-child play: A systematic review of its frequency, characteristics, and potential impact on children’s development. Developmental Review, 57, doi: 10.1016/j.dr.2020.100924.

BakermansKranenburg, M. J., Lotz, A., Alyousefivan Dijk, K., & van IJzendoorn, M. (2019). Birth of a father: Fathering in the first 1,000 days. Child Development Perspectives, 13(4), pp. 247–253.

Winston, R. & Chicot, R. (2016). The importance of early bonding on the long-term mental health and resilience of children. London Journal of Primary Care (Abingdon). 8(1), pp. 12–14.

Cleveland Clinic (2020). The Benefits of Reading to Babies.

NHS UK (2021). Caring for a newborn baby. How to change your baby’s nappy.

Wolf, J. Verywell Family (2020). 10 Signs of a Healthy, Effective Co-Parenting Relationship.

Dubinsky, D. Baby Center. Stimulating your baby’s senses: Smell.

Whiting, F. Baby Centre. 10 tips for newborn nappy changing. Christiano, D. Healthline (2018). How to Successfully Co-Parent. Kids Health (2018). Bonding with Your Baby.

Pregnancy Birth & Baby. Bonding with Your Baby.

Lansford, J. Psychology Today (2021). The Importance of Fathers for Child Development.

Raising Children (2018). New dads: 10 tips for making a great start to fatherhood. Parker, W. Verywell Family (2020). Top 7 Benefits of Becoming a Father.

Marshall, R. Grow by WebMD (2020). Early Skin-to-Skin Contact Helps Baby’s Brain.

Tags:

Konten Terkait

x

Dapatkan Produk Kami di Sini: