Perbedaan Kulit Sensitif dan Alergi pada Bayi Serta Cara Menanganinya - Cussons Baby Indonesia

Perbedaan Kulit Sensitif dan Alergi pada Bayi Serta Cara Menanganinya

Membedakan kulit sensitif dan alergi pada bayi memang tidak mudah, karena gejalanya terkadang terlihat mirip. Namun, kedua kondisi ini sebenarnya berbeda lho, Bun. Inilah mengapa penting untuk mengenali perbedaan keduanya agar Bunda dan Ayah bisa memilih penanganan yang tepat untuk Si Kecil nantinya.

Bunda pasti sudah sering mendengar bahwa kulit bayi yang sensitif perlu perawatan lebih ekstra. Pemilihan produk untuk kulit bayi juga tidak boleh sembarangan. Selain bisa memicu iritasi, pada beberapa bayi yang memiliki alergi tertentu, salah menggunakan produk juga bisa menyebabkan munculnya reaksi alergi.

Perbedaan Kulit Sensitif dan Alergi pada Bayi

Alergi Pada Bayi

Gejala kulit sensitif dan alergi pada bayi cukup beragam, namun Ayah dan Bunda bisa membedakan dari penyebabnya. Contohnya jika kulitnya memerah setelah memegang hewan, bisa jadi si Kecil memiliki alergi terhadap bulu.

Baca Juga :Hindari Dehidrasi pada Kulit Bayi, Pastikan Sabunnya Lembut dan Menyehatkan

Kulit bayi tidaklah sama dengan kulit orang dewasa. Bayi memiliki kulit yang masih tipis, halus, dan sensitif. Kulit bayi yang cenderung lebih sensitif ini juga lebih mudah mengalami iritasi, ruam popok, atau eksim ketika terpapar zat yang sifatnya terlalu keras atau tidak cocok dengan jenis kulitnya.

Contohnya, pada bayi dengan jenis kulit sensitif, paparan alkohol, pewangi buatan yang berlebihan, atau pewarna yang terkandung di dalam losion, sabun, atau sampo yang digunakannya bisa menyebabkan munculnya kulit kering, kemerahan, atau bersisik.

Berbeda dengan kulit sensitif yang memang umum dialami oleh bayi, reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi berlebihan saat terpapar zat pemicu alergi (alergen). Alergen ini bisa berupa, debu, bulu hewan, serangga, serbuk sari, obat-obatan, bahan kimia, atau makanan dan minuman tertentu.

Alergen bisa berbeda-beda pada tiap bayi. Jadi, bisa saja bayi yang satu alergi terhadap serbuk sari tapi tidak alergi terhadap debu dan bulu hewan, sedangkan bayi yang lain justru sebaliknya. Bunda juga perlu ingat jika tidak semua bayi punya bakat alergi.

Pada kulit bayi, reaksi alergi bisa menimbulkan gejala berupa ruam, gatal, atau bengkak. Selain itu, jika reaksi alergi yang timbul cukup parah, bisa juga muncul gejala lain berupa pilek, batuk, mengi, atau bahkan sulit bernapas.

Cara Menangani Kulit Sensitif dan Alergi pada Bayi

Alergi Pada Bayi

Ruam merah pada kulit bayi akibat alergi atau kulit sensitif bisa diatasi dengan baby cream yang memiliki formula lembut, pH seimbang, dermatologically tested sehingga aman untuk merawat kulit si Kecil.

 

Kulit sensitif dan alergi pada bayi memiliki jenis penanganan yang berbeda. Jika Si Kecil memiliki kulit yang sensitif, Bunda dan Ayah bisa melakukan perawatan berikut ini:

  • Hindari memandikan Si Kecil dengan air yang terlalu panas. Suhu panas bisa menyebabkan kulitnya semakin kering. Selain itu, jangan terlalu lama memandikan bayi, cukup 5–10 menit.
  • Saat mandi, gunakan produk perawatan kulit yang memang diformulasikan khusus untuk bayi dengan jenis kulit sensitif.
  • Kulit sensitif sering kali menyebabkan munculnya kulit kering. Oleh karena itu, gunakan pelembab yang sesuai dengan jenis kulit bayi. Sebisa mungkin hindari produk yang mengandung paraben, sulfat, alkohol, atau bahan kimia tambahan yang terlalu berlebihan.
  • Oleskan tabir surya ke kulit bayi sebelum membawanya ke luar ruangan. Tabir surya baru boleh diberikan jika bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan. Bunda juga sebaiknya memakaikannya topi, baju, dan celana lengan panjang saat keluar ruangan.

Jika Si Kecil mengalami alergi, Bunda dan Ayah perlu mengidentifikasi pemicunya terlebih dahulu. Coba kenali dan catat bahan atau zat apa saja yang kemungkinan bisa memicu munculnya reaksi alergi pada Si Kecil.

Bunda dan Ayah juga bisa membawanya ke dokter untuk menjalani tes alergi. Dengan begitu, jenis alergen pada Si Kecil dapat dipastikan.

Penanganan utama untuk mencegah timbulnya reaksi alergi adalah menghindari zat pemicunya. Saat sudah muncul gejala, menghentikan paparan alergen wajib dilakukan. Jika gejala yang dirasakan cukup berat, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

Selain itu, untuk menjaga kesehatan kulit bayi, Bunda dan ayah perlu menjaga kebersihan rumah, menjaga sirkulasi udara tetap baik, dan menggunakan humidifier untuk menjaga kelembapan suhu ruangan.

Itulah cara menangani kulit sensitif dan alergi pada bayi. Selalu perhatikan produk perawatan yang digunakan untuk kulit Si Kecil, apalagi jika Si Kecil memiliki alergi.

Pilihlah produk perawatan kulit, seperti sabun, sampo, pelembap, dan cologne, yang diformulasikan khusus untuk bayi. Contohnya produk yang mengandung formula lembut untuk kulit bayi, sehingga aman untuk kulitnya. 

Baca Juga : Bunda, Yuk Ikuti Kata Expert Agar Kulit Bayi Baru Lahir Sehat dan Bebas Diaper Rash

Nah, kini Bunda dan Ayah sudah bisa membedakan kulit sensitif dan alergi pada bayi serta langkah penanganannya, kan? Bila Si Kecil menunjukkan gejala kulit sensitif atau reaksi alergi yang tak kunjung hilang selama beberapa hari dan semakin parah, sebaiknya bawa ia ke dokter untuk diperiksa dan diobati lebih lanjut.

Referensi:

Lestary, T. T., & Citra, N. (2021). Baby Massage Training to Village Health Worker (KADER) and Mothers of Toddlers as an Effort to Increase The Toddlers Immunity. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan. 7(3), pp. 31–35.

Sharmeen, et al. (2021). Essential Oils as Natural Sources of Fragrance Compounds for Cosmetics and Cosmeceuticals. Molecules (Basel, Switzerland). 26(3), pp. 666.

Manzotti, et al. (2019). Dynamic Touch Reduces Physiological Arousal in Preterm Infants: A Role for C-Tactile Afferents?. Developmental Cognitive Neuroscience. 39, pp. 100703.

Croy, et al. (2016). Olfactory Modulation of Affective Touch Processing—A Neurophysiological Investigation. Neuroimage. 135, pp. 135–141.

Field, T. (2016). Massage Therapy Research Review. Complementary Therapies in Clinical Practice. 24, pp. 19–31.

Ford, N., & Stein, A. (2016). Risk Factors Affecting Child Cognitive Development: a Summary of Nutrition, Environment, and Maternal-Child Interaction Indicators for Sub-Saharan Africa. Journal of Developmental Origins of Health and Disease. 7(2), pp. 197–217

Logan-Banks, P. Baby Center (2019). Allergies in Babies.

Fletcher, J. Healthline (2020). How to Know If Your Baby Has Sensitive Skin. Palmer, A. Verywell Health (2022). Are You Allergic to Your Skincare Products? Levine, H. WebMD (2021). Taking Care of Baby’s Sensitive Skin.

Irwin, B. WebMD (2016). 7 Signs You Have Sensitive Skin.

Tags:

Konten Terkait

x

Dapatkan Produk Kami di Sini: